Selasa, 05 Juli 2022

Kajian Literatur

 Kajian literatur : Analisis Semiotika karya Ican Harem yang mengeksplorasi fenomena subkultur 


Buku Personal branding: personal branding yang dikemukakan oleh Dewi Haroen mengemukakan bahwa personal branding merupakan persepsi yang tertanam dan terpelihara di benak orang lain dengan tujuan bagaimana orang lain memiliki pandangan/persepsi yang positif. Dalam hal personal branding, Ican Harem menyajikan beberapa karya dan pencapaiannya terhadap karya tersebut sebagai konten di media sosial (instagram & website) dengan mengeksplorasi fenomena subkultur.


2. Jurnal pengaruh penggunaan infuencer instagram terhadap citra merek dan dampaknya peningkatan penjualan oleh Maulana, dkk mengemukakan bahwa influencer adalah orang-orang yang memiliki followers atau pengikut yang cukup banyak di media sosial dan memiliki pengaruh yang kuat terhadap followers atau pengikut. Ican Harem memiliki followers hingga puluhan ribu di instagram hal ini tentu membuktikan bahwa ican harem merupakan seorang influencer yang dapat mempengaruhi oranglain.


3. Jurnal karya seni sebagai media oleh Alex Sobur memberikan pandangan bahwa karya seni itu media, media itu pesan. Karya seni memiliki pesan. Konten Ican Harem berisi karya seni dan pencapaiannya. Media yang di gunakan pun beragam, memberikan pandangan bahwa karya seni memiliki media beragam yang dapat memberikan pesan.


4. Jurnal representasi tema subkultur Indonesia dalam karya seniman Bandung periode 2010 - 2015 oleh Zaenudin, M, N berpendapat bahwa subkultur dapat diartikan sebagai suatu kelompok orang yang memiliki cara hidup sendiri namun secara demografis mereka tinggal dalam kebudayaan induk. Representasi subkultur dapat ditemukan pada karya-karya seniman post modern. Pendapat ini menjadi acuan bahwa karya-karya Ican Harem merupakan representasi fenomena subkultur.


5. Jurnal bercengkerama dengan semiotika oleh Alex Sobur berpendapat bahwa semiotika adalah suatu metode analisis untuk mengkaji tanda. Semiotika menaruh perhatian pada apapun yang dapat dinyatakan sebagai tanda, sedangkan tanda adalah semua hal yang dapat diambil sebagai penanda yang mempunyai arti penting. Konten Ican Harem memiliki karya yang mengeksplorasi fenomena subkultur serta pencapainnya, hal ini menjadi tanda dan penanda dalam memaknai fenomena subkultur yang menjadi persepsi masyarakat.


Sumber :

1. Haroen, D. (2014). Personal Branding. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

2. Maulana, Y, S. Hadiani, D. & Wahyuni, S. (2021). Pengaruh penggunaan infuencer instagram terhadap citra merek dan dampaknya peningkatan penjualan. Jurnal Economic & Business, 1 (2), 2775-57X.

3. Sobur, A. (2007). Karya seni sebagai media. Jurnal komunikasi 8 (2), 211-220.

4. Zaenudin, M, N. (2016). Representasi tema subkultur Indonesia dalam karya seniman Bandung periode 2010 - 2015 (study kasus karya seni Adhya Ranadireksa, Henrycus Napit Sunargo, Mufti Priyanka, Panca Dwinandhika Zen, dan Radi Arwinda). E-Proceeding of Art & Design 3 (2), 2355 - 9349.

5. Sobur, A. (2002). Bercengkerama dengan semiotika. Jurnal Komunikasi 3 (1), 2581-0758.





Senin, 20 Juni 2022

ANALISIS SEMIOTIKA KARYA SENI ICAN HAREM YANG MENGEKSPLORASI FENOMENA SUBKULTUR

 

ANALISIS SEMIOTIKA KARYA SENI ICAN HAREM YANG MENGEKSPLORASI FENOMENA SUBKULTUR


Karya Ican Harem di Instagram dan Website.

 

LATAR BELAKANG

               Istilah influencer tidak asing lagi di telinga masyarakat, khususnya dunia digital. Influencer merupakan seseorang yang memiliki banyak jumlah follower atau pengikut, dan mampu mempengaruhi, merubah opini, serta perilaku audien atau pengikutnya. Media sosial seperti instagram, website, dan youtube, pada umumnya digunakan influencer sebagai komunikasi visual dalam mempengaruhi opini serta perilaku pengikutnya.

               Salah satu influencer yang membangun komunikasi visual dengan media sosial yakni, Ican Harem. Ican Harem merupakan seniman lokal yang memiliki banyak karya di bidang visual lewat medium fashion, lukisan, mix media, dan musik. Karya-karyanya yang banyak diminati masyarakat, menjadikan Ican Harem sebagai seorang Influencer. Website dan instagram menjadi media komunikasi visual Ican Harem dalam berkarya. Ican Harem mengekplorasi fenomena subkultur dalam pembuatan karyanya

               Dalam kehidupan bermasyarakat ada beberapa kelompok yang sengaja dibentuk sebagai penolakan terhadap budaya yang tidak sesuai bagi sebagian orang. Wujud penolakan inilah yang disebut sebagai subkultur, bentuk perubahannya menjadi fenomena dalam kehidupan bermasyarakat. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikatakan fenomena subkultur merupakan bentuk perubahan dalam wujud penolakan atau perlawan terhadap budaya dalam kehidupan bermasyarakat yang tidak sesuai bagi sebagian orang.

               Analisis Semiotika diperlukan dalam menganalisis makna pesan atau informasi yang dikomunikasikan secara visual oleh Ican Harem dalam karya-karyanya yang mengekplorasi fenomena subkultur. Semiotika memiliki arti metode analisis yang mengkaji tanda-tanda yang terdapat pada suatu objek untuk diketahui makna yang terkandung di dalam objek tersebut.

 

TUJUAN DAN PENTINGNYA PENELITIAN

               Penelitian ini penting dilakukan karena karya-karya Ican Harem memiliki komunikasi visual yang memberikan pandangan kebebasan dalam berkarya, penyampaian pesan visual yang diberikan juga beragam seperti, music, fashion, dan pertunjukan.

               Tujuan dalam penelitian ini dilakukan untuk memberikan pandangan terkait fenomena subkultur. Pada umumnya, masyarakat menilai fenomena subkultur merupakan suatu bentuk perlawan terhadap budaya, negara, musik, gaya hidup, dan yang lainnya. Namun karya-karya Ican Harem memiliki makna pesan atau informasi bahwa fenomena subkultur bisa diangkat menjadi sebuah karya seni yang dapat dikomersilkan.

 

RUMUSAN MASALAH

               Berdasarkan latar belakang, tujuan, serta pentingnya penelitian ini dilakukan, rumusan masalah yang menjadi pembahasan dalam penulisan ini:

    1. Apa saja media sosial yang digunakan Ican Harem dalam membranding karyanya?
    2. Apa makna yang terkandung dalam karya Ican Harem?
    3. Bagaimana visualisasi karya Ican Harem dalam mengekplorasi fenomena subkultur?
    4. Bagaimana tanggapan audien atau pengikut Ican Harem terhadap karyanya yang mengeksplorasi fenomena subkultur?

Selasa, 26 April 2022

 Nama : Saiful Umam

NPM : 201946500431

Kelas : S6D


Analisis Semiotika Pada Iklan Media Digital Dalam Membangun Brand Image


Banyak hal yang saya pelajari dalam ilmu desain komunikasi visual (DKV). DKV sendiri memiliki pengertian ilmu yang mempelajari konsep komunikasi secara visual dengan mengelola elemen - elemen grafis berupa gambar, huruf, layout dan komposisi warna sebagai penyampaian pesan yang kreatif.


Berbagai hal dalam penyampaian pesan menggunakan ilmu dkv, salah satunya perancangan iklan pada media digital sebagai persepsi citra dalam membangun kesadaran masyarakat (brand image). Iklan merupakan salah satu bentuk penyampaian pesan di media massa. Iklan berperan penting dalam mempromosikan barang dan membangun brand image atau kesadaran masyarakat.


Semiotika merupakan metode analisis yang mengkaji suatu objek untuk mengetahui makna yang terkandung dalam objek tersebut. Semiotika merupakan ilmu yang yang mempelajari objek - objek suatu peristiwa sebagai tanda (Sobur, 2001). Iklan selain sebagai media promosi, juga terdapat tanda - tanda yang memiliki makna tersendiri dalam membangun kesadaran masyarakat (brand image).


Menurut saya, hal ini unik untuk di teliti lebih dalam lagi mengenai tanda - tanda untuk memaknai suatu iklan pada media digital. Bagaimana iklan tersebut berhasil membangun brand image atau kesadaran masyarakat sehingga iklan tersebut mudah di ingat oleh khalayak.

Jumat, 01 April 2022

 Review 3 Objek Jurnal Seni Rupa dan Desain

 

1.      Judul:

Kajian Semiotika Kartun Majalah Tempo Tahun 2019  (2019) oleh I Wayan Nuriarta. Dalam artikel yang di muat oleh Jurnal Seni Rupa dan Desain.

 

Objek Kajian:

Majalah Tempo tahun 2019 merupakan sebuah karya visual berupa kartun editorial yang hadir untuk memberikan opini dan kritik terhadap peristiwa sosial – politik di Indonesia pada tahun 2019. Tahun 2019 bisa disebut juga sebagai tahun politik, karena berlangsungnya pemilihan eksekutif dan legislatif secara bersamaan pada tahun 2019 . Bagi kartun Majalah Tempo, tahun 2019 merupakan ladang subur dalam menyampaikan opini dan kritik tentang peristiwa politik dengan memanfaatkan teks visual dan teks verbal.

 

Pendekatan:

Pendekatan yang ditulis yaitu pendekatan Semiotika, dengan menguraikan teks visual dan teks verbal serta makna denotasi dan konotasi. Makna denotasi yang dimaksud adalah makna apa yang tampak, denotasi adalah tanda yang penandanya mempunyai tingkat konvensi atau kesepakatan yang tinggi. Sedangkan konotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda, yang didalamnya beroperasi makna yang tidak eksplisit, tidak langsung, dan tidak pasti.

 

Metode dan Analisis:

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Analisis yang digunakan adalah analisis semiotika, dengan menguraikan teks visual dan teks verbal serta makna denotasi sebagai tanda yang penandanya memiliki makna konotasi pada tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda , yang didalamnya beroperasi makna yang tidak eksplisit, tidak langsung, dan tidak pasti.

 

Teori:

Teori yang digunakan adalah teori semiotika yang dikemukakan oleh Ronald Barthes yaitu makna denotasi dan konotasi untuk mengungkapkan makna kartun Majalah Tempo tahun 2019.

 

Kesimpulan:

Jurnal ini merupakan bagaimana pemanfaatan peristiwa politik di Indonesia dengan menyampaikan opini atau kritik pada sebuah kartun. Opini dan kritik yang disampaikan menggunakan teks verbal dan tek visual dalam pembuatan kartun. Tidak ada pemaparan bagaimana pembuatan teks visual dan teks verbal agar pesan (opini atau kritik) tersampaikan dengan baik dan terarah.

 

Yang menurut saya bisa di teliti:

Majalah Tempo memanfaatkan peristiwa sosial – politik yang terjadi di Indonesia pada masa pemilihan umum dengan membuat suatu karya yang menguraikan teks visual dan teks verbal dalam pembuatan kartun agar pesan berupa opini dan kritik dapat tersampaikan dengan baik. Penyampaian pesan menggunakan teks visual dan teks verbal menurut saya menarik untuk diteliti lebih dalam lagi.


2.      Judul:

Perancangan Poster Sebagai Media Edukasi Peserta Didik (2018) oleh Ismail Bambang Subianto, Puji Anto, Taufik Akbar. Dalam artikel yang dimuat oleh Jurnal Desain.

 

Objek Kajian:

Poster merupakan komunikasi visual yang menggunakan desain dan bahasa yang tepat, agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik sesuai dengan tujuan pembuatan. Objek kajian ini bertujuan menyampaikan pesan edukasi berbentuk informasi kepada peserta didik dalam mewujudkan misi sekolah, yang dikemas dalam bentuk media penyajian kekinian yang menarik dan menyenangkan, dengan tujuan membuat suasana hati peserta didik lebih terbuka dalam menerima segala bentuk informasi dan dapat terserap dengan baik.

 

Pendekatan:

Pendekatan yang dilakukan yaitu dengan pembuatan poster tentang kerapihan, narkoba, dan janji siswa untuk mengarahkan peserta didik agar sesuai dengan misi sekolah.

 

Metode dan Analisis:

Metode yang digunakan penulis yaitu dengan melakukan survei dan observasi, dengan menganalisis permasalahan untuk merealisasikan misi sekolah berbasis teknologi.

 

Teori:

Perancangan poster berdasarkan latar belakang rumusan masalah dan misi sekolah yang berakhlak mulia dengan berbasis teknologi.

 

Kesimpulan:

Dalam pembuatan poster penulis memilih jenis huruf sans – serif bernama franklin gothic dengan alasan readability dan lebih modern tanpa adanya sumber yang memperkuat statement atau alasan terhadap pemilihan huruf yang dipilih oleh penulis.

 

Yang menurut saya bisa di teliti:

Jenis huruf merupakan suatu elemen desain. Dalam pembuatan sebuah desain tentu perlu adanya pertimbangan dalam pemilihan jenis huruf yang tepat. Pada jurnal ini, penulis memilih jenis huruf sans – serif bernama franklin gothic dengan alasan readability dan lebih modern, perlu diteliti lebih dalam lagi.


3.      Judul:

Gambar Ilustrasi Sampul Novel Harry Potter Karya J.K. Rowling: Studi Bentuk (2015) Ana Pertiwi Afuwwa, Asidigisianti Surya Patiria. Dalam artikel yang dimuat oleh Jurnal Seni Rupa

 

Objek Kajian:

Membedah satu persatu struktur dan makna gambar ilustrasi sampul novel Harry Potter. Struktur sampul serta makna gambar ilustrasi.

 

Pendekatan:

Pendekatan semiotika Charles Sanders Pierce yaitu tipologi tanda, dengan menginterpretasikan makna seluruh tanda yang terdapat dalam gambar ilustrasi sampul novel termasuk struktur yang terdapat dalam novel.

 

Metode dan Analisis:

Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan menganalisis data yang telah dikumpulkan, studi literatur dan dokumentasi.

 

Teori:

Tidak ada teori spesifik dalam penulisan. Pemaparan berdasarkan narasi cerita pada novel.

 

Kesimpulan:

Pada gambar ilustrasi sampul novel Harry Potter terdapat beberapa tanda semiotik yaitu ikon, indeks, dan simbol yang terdapat pada headline Harry Potter, subheadline, nama pengarang novel, logo Harry Potter, tanda seri novel, dan beberapa gambar ilustrasi yang terdapat di sampul novel. Gambar ilustrasi merupakan pencerminan apa yang ingin disampaikan melalui ikon, indeks, dan symbol, baik berupa garis, bidang, tulisan, warna, dan lain sebagainya. Sebaiknya gambar ilustrasi harus mampu menyampaikan makna yang terkandung, secara visual haruslah menarik serta mudah dipahami mengenai cerita dan diingat oleh orang lain yang ingin melihatnya.

 

Yang menurut saya bisa di teliti:

Makna yang di peroleh pada penelitian ini kurang bervariasi. Perlu di teliti lebih dalam lagi menggunakan semiotika dengan memakai objek penelitian yang memiliki banyak ikon, indeks, dan simbol di dalamnya.

Selasa, 22 Maret 2022

 Tugas 2

 

Penggunaan semiotika dari tanda – tanda perlakuan setiap hari berdasarkan pengalaman pribadi

Semiotika adalah sebuah disiplin ilmu dan metode analisis yang dapat mengkaji tanda – tanda yang terdapat pada suatu obyek untuk diketahui makna yang terkandung didalam objek tersebut. Dalam berkomunikasi, seseorang menggunakan tanda untuk mengirim makna tentang objek dan orang lain akan menginterprestasikan tanda tersebut

Dalam kehidupan atau perlakuan setiap hari yang kita terima dari pengalaman kita juga memiliki tanda – tanda (semiotika). Tanda – tanda tersebut terdiri dari signifier (Eksistensi fisik dari tanda) dan signified (konsep mental) yang menjadikan realita eksternal atau makna . (sumber, : Fiske, 2012:73) (Elemen – elemen makna dari Saussure).

Dalam berkomunikasi, seseorang menggunakan tanda untuk mengirim makna tentang objek dan orang lain akan menginterpretasikan tanda tersebut. Tanda terdiri dari dua elemen tanda (signifier dan signified). Signifier merupakan elemen fisik dari tanda  dapat berupa tanda, kata, image atau suara. Sedangkan signified merupakan konsep mental (mutlak) yang mendekat pada tanda fisik yang ada.

Pada pertemuan kedua ini, penulis bermaksud memberikan salah satu contoh penggunaan semiotika dari tanda – tanda perlakuan setiap hari yang penulis terima berdasarkan pengalaman pribadi penulis, untuk memenuhi tugas pertemuan kedua pada mata kuliah Kajian Seni Rupa Desain.

Contoh pengalaman pribadi penulis yang memiliki ilmu semiotika jika di analisi dari tanda -  tanda (signifier dan signified ). Contoh pertama : seorang ayah mengatakan “besok ya, uang kuliah kamu ayah berikan” (signifier) dengan nada sedikit keraguan, maka hal tersebut merupakan tanda kebingungan seorang ayah dalam mencari nafkah untuk membayarkan biaya kuliah (signified). Contoh kedua : Saat penulis ingin berangkat ke kampus dengan sepeda motor dan melihat rambu belok kanan ke arah kampus (signifier), maka penulis akan berbelok kanan karena tujuan ke kampus (signified).

Dalam paragraph sebelumnya terdapat 2 contoh  pengalaman pribadi penulis yang terdapat ilmu semiotika jika kita analisis. Dalam contoh pertama, kalimat atau ucapan “besok ya, uang kuliah kamu ayah berikan”, kalimat atau ucapan yang kita dengar tersebut merupakan suatu tanda eksistensi fisik dari tanda (signifier) dan nada keraguan merupakan suatu tanda konsep mental (signified). Pada contoh yang kedua pun jika kita analisis dengan ilmu semiotika, maka tanda rambu bertuliskan belok kanan untuk arah yang ingin penulis tuju merupakan suatu tanda eksistensi fisik dari tanda (signifier) dan penulis berbelok mengikuti petunjuk pada rambu agar sampai di tempat tujuan merupakan suatu tanda konsep mental (signified).

Dalam teori Saussure tanda merupakan kesatuan dari suatu bentuk penanda (signifier) dengan sebuah ide atau petanda (signified). Dengan kata lain, penanda merupakan suatu bunyi yang bermakna.  Jadi penanda adalah aspek material dari bahasa : apa yang dikatakan atau didengar dan apa yang di tulis atau dibaca. Sedangkan petanda adalah gambaran mental, pikiran atau konsep (Bertens, 2001 : 180, dalam Sobur, 2013 : 46).

Selasa, 15 Maret 2022

Materi 1 : Pengenalan Kajian Seni Rupa dan Desain

 

Kajian yang bisa di lakukan selain menggunakan Semiotika

Kajian

Dalam KBBI online kajian memiliki definisi atau arti kata ;

Kaji/ka-ji//n 1. Pelajaran (agama, dan sebagainya) 2. Penyelidikan (tentang sesuatu).

Mengkaji/meng-ka-ji/ v 1. belajar; mempelajari 2. memeriksa; menyelidiki; memikirkan (mempertimbangkan dan sebagainya); menguji; menelaah: mengkaji baik buruk suatu perkara. Kajian dapat diartikan sebagai aktifitas belajar, memikirkan dan menguji suatu objek (yang akan dikaji), sedangkan mengkaji yaitu memikirkan lebih lanjut suatu objek dengan metode yang telah dibuat sebagai bahan pertimbangan untuk membuat atau menciptakan kesimpulan dari objek yang telah kita uji.

 

Seni

               Seni merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Secara etimologis, kata seni berasal dari Bahasa Sansekerta, yaitu sani atau pemujaan, persembahan, dan pelayanan. Secara umum seni dapat diartikan sebagai bentuk suatu ekspresi perasaan manusia yang memiliki unsur keindahan didalamnya dan dituangkan ke dalam media dalam bentuk nada, syair, gerak maupun rupa yang dapat dirasakan oleh panca indra manusia. Dalam mengkaji suatu karya seni dapat dilakukan beberapa metode pendekatan antara lain;

-        Pendekatan Mimetik

-        Pendekatan Ekspresif

-        Pendekatan Ekspresif (lanjutan)

-        Pendekatan Pragmatik

-        Pendekatan Objektif

-        Pendekatan Struktural

-        Pendekatan Semiotik

-        Pendekatan Sosiologi sastra

-        Pendekatan Resepsi sastra

-        Pendekatan Psikologi sastra

-        Pendekatan Moral

-        Pendekatan Feminisme

Pendekatan sebagai suatu prinsip dasar yang digunakan seseorang sewaktu mengapresiasikan suatu karya sastra. Secara etimologi pendekatan berasal dari kata “appropio, approach”, yang diatikan sebagai jalan atau penghampiran. Pada umumnya pendekatan disamakan dengan metode. Tujuan metode adalah efisiensi dengan cara menyederhanakan dengan memanfaatkan teori baru.

 

Semiotika

                Semiotika adalah sebuah disiplin ilmu dan mode analisis yang dapat mengkaji tanda-tanda yang terdapat pada suatu objek untuk diketahui makna yang terkandung dalam objek tersebut. Semiotika berasal dari bahasa Yunani "semeion", yang berarti tanda. Kata semiotika diturunkan dari bahasa Inggris, yaitu semiotics. Nama lain semiotika adalah semiology. Keduanya memiliki arti yang sama, yaitu sebagai ilmu tentang tanda. Baik semiotika atau semiology berasal dari bahasa Yunani, yaitu semeion, yang berarti tanda.

               Semiotik visual sebagai kajian pertandaan yang menaruh minat pada penyelidikan segala makna dari tanda yang disampaikan. Kajian semiotic visual memiliki beberapa dimensi dasar yaitu dimensi sintaktik, semantic, dan pragmantik. Dimensi semantic menghadapai persoalan mengenai polemik anatar tanda yang dicirikan, apakah bersifat ikonik atau simbolik. Hal ini berkaitan dengan pendekatan resepsi sastra.

 

Resepsi Sastra

               Resepsi sastra merupakan aliran sastra yang meneliti teks sastra dengan mempertimbangan pembaca selaku pemberi tanggapan. Menurut Pradopo (2007:218) yang dimaksud resepsi adalah ilmu keindahan yang didasarkan pada tanggapan-tanggapan pembaca terhadap karya sastra.

               Tugas Resepsi adalah meneliti tanggapan pembaca yang berbentuk interpretasi, konkretisasi, maupun kritik atas karya sastra yang dapat di baca. Tanggapan-tanggapan pembaca atas karya sastra yang dibacanya dapat dipengaruhi beberapa factor, antara lain latar belakang social budaya, tingkat pendidikan pembaca, tingkat pengalaman, dan usia pembaca.

Kajian Literatur

 Kajian literatur : Analisis Semiotika karya Ican Harem yang mengeksplorasi fenomena subkultur  Buku Personal branding: personal branding ya...